Endoskopi Saluran Cerna

Apa sih ENDOSKOPI itu ?

            Endoscopi ialah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh (khususnya saluran cerna) secara visual dengan membidik melalui alat tersebut / melihat melalui layar monitor,sehingga dapat dilihat sejelas-jelasnya setiap kelainan organ yang diperiksa.
Dengan endoscopi seorang dokter dapat melihat langsung isi lumen saluran cerna termasuk saluran pankreas, kandung empedu beserta salurannya. Dengan melihat langsung keadaan dalam lumen tentu lebih banyak memberikan informasi dibandingkan dengan hasil yang diperoleh menggunakan cara tak langsung seperti menggunakan x-ray maupun scanning.      
           Diberbagai negara termasuk di Indonesia perkumpulan Gastroenterologisnya telah membuat suatu konsensus mengenai penggunaan endoscopi dengan baik & benar. Konsensus tersebut meliputi persyaratan pemakaian, pelatihan petugas, ekspertise serta penerapannya dalam penanganan penderita yang secara berkala selalu dapat diperbaharui sesuai dengan kemajuan ilmu. Untuk melakukan tindakan endoscopi diperlukan pengetahuan, pendidikan, pelatihan ketrampilan serta pengalaman yang cukup untuk mencapai kompetensi sertifikasi yang telah dtetapkan.

Defenisi Dasar
Endoscopi           
                                                    
Endoscopi ialah suatu tindakan yang memungkinan dokter untuk melihat kedalam saluran atau bagian dalam tubuh, melakukan proses pemeriksaan terhadap struktur internal dengan menggunakan suatu alat yang fleksibel. Endoscopi adalah suatu alat yang menggunakan sistem fiberoptik dengan sistem pencahayaan yang memungkinkan visualisasi kedalam bagian tubuh tertentu.
Endoscopi modern dimulai dengan dikembangkannya Endoscop Fiberoptic dan pada perkembangan selanjutnya dengan munculnya Video Chip Endoscope.

Prinsip dasar dari Endoscop fibre-optic ialah merupakan kumpulan serat fibre-optic yang berdiameter 2-3 mm dan berisi sekitar 20.000 - 40.000 fibre-glass yang halus dengan diameter 10 micro meter. Sinar yang berasal dari sumber cahaya ditransmisikan melalui refleksi internal secara sempurna sampai kebagian distal sampai ke obyek yang akan dilihat. 
 Sedangkan, Prinsip dari Video Endoscope menyerupai fibre-endoscope tapi disini menggunakan CCD(Charged Couple Device)Chip dan elektronik pembantu yang diletakkan Diujung distal(tip). CCD Chip tersusun oleh 33.000-100.000 buah photo Cell (pixel) sebagai penerima photon yang dipantulkan kembali dari permukaan mukosa. CCD yang biasa hanya bisa memberikan respon tentang derajat gelap-terang belum bisa memberikan respon terhadap warna, sedangkan CCD Colour mempunyai extra pixel yang bisa menyerap spectrum warna sehingga pixel hanya berespon terhadap sinar dari warna tertentu. Sistem CCD ini dapat dibuat lebih kecil dengan kemampuan resolusi yang tinggi sehingga memberikan gambar yang lebih baik.

Teknik Endoscopi
Teknik Endoscopi dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu diagnostik dan Terapeutik. Pemeriksaan Saluran Cerna Bagian Atas disebut esofago Gastro Duodenoscopi (EGD) dan Saluran Cerna Bagian Bawah disebut kolonoscopi.
            Esofagogastroduodenoscopi (EGD)
a.         Diagnostik
Esofagogastroduodenoscopi (EGD) dan biopsi             
b.         Terapeutik:
-            Skleroterapi dan ligasi varises esofagus
-            Skleroterapi histoacryl varises esofagus
-            Pemasangan stent esofagus
-            Pemasangan flowcare
-     
 Pemasangan Percutaneus Endoscopic Gastrostomy(PEG)
-            Dilatasi esophagus dengan busi Savary-Guillard
-            Polipektomi polip esofagus, gaster dan duodenum
-            Hemostatis endoscopi (perdarahan non varises : adrenalin + aethoxysclerol, 
              berryplast  endoclip dll).
-            Endoscopic Mucosal Resection(EMR)
-            Terapi laser pada tumor, perdarahan dll.
c.         Indikasi
-            Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
-            Dispepsia
-            Disfagia
-            Odinofagia
-            Nyeri Epigastrium Kronis
-            Kecurigaan Obsruksi Outlet
-            Survey Endoscopi curiga keganasan
-            Nyeri dada tak khas
d.        Kontra Indikasi Absolut:
-            Tidak kooperatif
-            Psikopat
-            Alergi obat premedikasi
-            Syok
-            Infark miokard akut
-            Respiratori distress
-            Perdarahan masif
e.         Kontra indikasi Relatif
-            Kelainan kolumna vertebralis
-            Gagal jantung
-            Sesak nafas
-            Gangguan kesadaran
-            Infeksi akut
-            Aneurisma aorta torakalis
-            Tumor Mediastinum
-            Stenosis esofagus
-            Gastritis korosif akut
-            Gastritis flegmonosis

f.          Persiapan Pasien
-            Pendekatan dan motivasi pasien sekaligus“Informed Consent”, sambil diterangkan mengenai kegunaan pemeriksaan,jenis pemeriksaan yang akan dikerjakan, serta keadaan-keadaan yang mungkin dirasakan pada waktu diperiksa seperti kembung, mual, sedikit rasa tak nyaman dsb. Diterangkan kemungkinan terjadi komplikasi meskipun jarang.
-            Puasa tidak makan tetapi dapat minum obat yang diperlukan, paling tidak 6 jam sebelum pemeriksaan.
-            Gigi palsu dan kacamata dilepas.
-            Dilakukan penyuntikan xylocain spray pada tenggorokan.
-            Bila perlu dilakukan penyuntikan obat.
-            Cara menelan dan bernafas panjang diampilkan pada waktu pemeriksaan.
-            Berbaring dengan posisi miring kekiri,tangan kiri dibawah bantal dan tangan kanan diatas paha kanan.
g.         Premedikasi
-            Tidak selalu diberikan dan hanya diberikan pada pasien yang sensitif. Sedasi diberikan diazepam 5-10mgiv/im atau midazolam 2,5mgiv Dapat juga diberikan pethidin 0,5-1mg/kg bb iv 30 menit sebelum pemeriksaan
-            Gascon 15cc peroral 5-10 menit sebelum tindakan
-            Sprai xilocain 10% merata keseluruh faring,uvula dan hipofaring
-            5-10 menit sebelum pemeriksaan.
h.         Penyulit
-            Perforasi
-            Perdarahan
-            Gangguan kardio pulmoner
-            Reaksi obat-obatan
-            Penularan infeksi
-            Pneumonia aspirasi
-            Instrument Impaction
i.           Perawatan Pasca Endoscopi
-            Pasien boleh makan dan minum setelah 1-2jam pasca endoscopi untuk menghindari aspirasi
-            Bila pasien diberi sedasi diobservasi diruang pemulihan sampai sadar
-            Pasien rawat jalan tidak boleh membawa kendaraan sendiri.
-            Bila dilakukan biopsi,dianjurkan makan makanan cair atau bubur saring selama beberapa waktu tergantung apa yang ditemuka dan berapa banyak biopsi dilakukan. Bila ada perdarahan pasien diminta menghubungi dokter.
j.           Teknis Pemeriksaan EGD
-            Penderita berbaring miring kekiri menghadap pemeriksa. Kepala agak menunduk,dengan alas handuk kecil. Tangan kiri dibawah bantal dan tangan kanan bebas diposisikan diatas paha kanan. Posisi kaki seperti memeluk guling. Scope dipegang dengan benar, tangan kiri memegang pangkal scop sekaligus mengendalikan angulasi, menekan tombol”air water feeding”, tombol penghisap dan freezing. Sedangkan tangan kanan memegang ujung scop, kira-kira 15-18 cm dari ujung.
Terdapat 3 macam cara insersi scop yaitu:
-            Memasukkan scop secara membuta (Blind Tip Manipulation).
-            Memasukkan scop dituntun penglihatan (Driving Down Undervision).
-            Memasukkan scop dituntun dengan jari (Finger Guidance).

0 komentar:

Posting Komentar